Ilmu fisika merupakan salah satu bidang ilmu tertua yang sudah
berkembang sejak berabad-abad lalu. Fisika klasik mengalami kemajuan
pesat pada era Galileo dan Newton. Pada jaman modern ILMU FISIKA memiliki peranan yang sangat penting karena mendukung Perkembangan Teknologi, industri, komunikasi, engineering, kimia, biologi, Kedokteran dan masih banyak lagi.
Ilmu Fisika klasik
Yaitu ilmu fisika yang meliputi mekanika, listrik, magnet, bunyi, optik, panas, dan gelombang.
Ilmu Fisika modern
Yaitu fisika yang mengalami perkembangan sejak abad ke 20, tepatnya sejak Einstein menemukan teori relativitas dan penemuan radioaktif oleh Currie Familiy.
Hasil penemuan di bidang fisika memiliki banyak manfaat yang dapat
kita rasakan sampai saat ini. Salah satu penemuan fisika yang cukup
fenomenal adalah Teori Relativitas Einstein yang menjadi dasar utama pembuatan senjata atom dan berbagai teknologi nuklir lainnya.
Penemuan Einstein sebenarnya cukup banyak, tetapi yang membuatnya
dikenal dunia adalah penemuan relativitas. Rumus teori relativitas
adalah e=mc², yaitu energi (e) sama dengan massa (m)
dikali kuadrat kecepatan cahaya (c). Massa adalah jumlah materi yang
terdapat dalam sebuah benda, tetapi karena kecepatan cahaya, sejumlah
kecil massa bisa dikonversi menjadi energi luar biasa.
Rumus relativitas mempunyai peranan yang sangat penting dalam
terciptanya bom atom. Sebenarnya, Einstein sebagai penemu teori
relativitas itu sendiri pada awalnya ragu atas hasil temuannya. Einstein
meyakini bahwa pembuatan bom dengan menggunakan rumus e=mc² adalah
mirip seperti menembak burung dalam gelap, artinya jumlah burung yang
berhasil ditembak pasti sedikit.
Sebenarnya penemuan Proses Nuklir berawal dari penemuan ahli fisika Hongaria yang bernama Leo Szilard
pada tahun 1934. Leo menemukan suatu teori bahwa inti atom tertentu
dapat pecah jika ditembak berulang-ulang dengan partikel neutron dan
menimbulkan chain reaction (reaksi berantai). Kemudian Leo menemui Einstein dan menyampaikan penemuannya. Oleh Einstein, chain reaction ini dirumuskan dengan e=mc², yang dapat menghasilkan kekuatan raksasa.
Leo membujuk Einstein bahwa bom atom dapat dibuat dengan menggunakan
rumus tersebut, tetapi Einstein tidak mau mencampurkan antara urusan
penelitian dengan pembuatan bom untuk perang. Tetapi setelah dibujuk Leo
secara terus-menerus, akhirnya Einstein menyetujui untuk mengirimkan
surat pada Presiden Amerika Serikat (waktu itu Roosevelt) yang berisi
ide untuk membuat bom menyaingi Jerman.
Berdasarkan surat yang dikirim oleh Einstein, maka di bentuk ‘The Manhattan Project’. The Manhattan Project
adalah proyek untuk menguji dan mengembangkan energi nuklir. Implikasi
nyata dari proyek ini adalah dibangunnya sebuah pusat uji nuklir di
padang pasir New Meksiko. Leo Szilard ikut terlibat di dalam proyek
tersebut tetapi Einstein tetap tidak mau terlibat dalam urusan perang.
Sesudah Jerman mengalami kekalahan pada Perang Dunia I, Einstein makin getol mendesak presiden Roosevelt untuk menghentikan ‘The Manhattan Project’, tetapi usahanya tidak pernah berhasil. Bahkan, pemerintah Amerika mulai menciptakan bom atom.
Harry Truman diangkat menjadi Presiden setelah Roosevelt wafat. Waktu
itu Perang Dunia Ke-2 sedang berkecamuk. Serangan Jepang di Pearl
Harbour sepertinya membuat emosi presiden Truman makin memuncak, ia pun
memutuskan untuk melemahkan kekuatan Jepang dengan menggunakan bom atom.
Keputusan presiden Truman ini cukup mengejutkan dunia.
Prinsip bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki adalah
pembelahan inti atau reaksi fisi, yaitu reaksi pembelahan yang
disebabkan interaksi suatu unsur dengan neutron. Kekuatan ledakan dari
hasil penembakan uranium 235 dan plutonium 239 dengan neutron juga
menghasilkan radioaktif.
Pada tanggal 6 Agustus 1945, bom atom pertama diledakkan di Hiroshima.
Kemudian, menyusul Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akibat ledakan
bom atom Hiroshima dan Nagasaki, sekitar 100.000-200.000 orang tewas
seketika. Sedangkan puluhan ribu lainnya tewas akibat kanker,
muntah-muntah, dan diare yang diakibatkan oleh radiasi bahan radio
aktif. Akibat jangka panjang dari bom atom Hiroshima Nagasaki adalah
cacat permanen, katarak, botak, kemandulan, dan cacat bayi.
Setelah beredar berita terhadap pengeboman Hiroshima Nagasaki, sebagian
ilmuwan ‘The Manhattan Project’ diliputi perasaan bersalah. Einstein
merupakan salah satu ilmuwan yang paling mengalami kesedihan dan
perasaan bersalah. Einstein mengirimkan surat pada presiden Amerika
menyatakan perasaan yang sangat bersalah atas penemuan teori relativitas
yang mendasari pembuatan bom atom.
Openheimer juga juga merasa sangat bersalah atas musibah Boma atom Hiroshima Nagasaki. Setelah kejadian itu, Openheimer ikut secara langsung berkampanye untuk menentang pengembangan senjata nuklir.
Tetapi aksi para ilmuwan itu tidak menyurutkan pemerintah Amerika untuk
menghentikan uji coba nuklir. Bahkan, pada 28 pebruari 1954 pemerintah
Amerika melakukan percobaan peledakan bom hidrogen di pulau Marshal. Bom
tersebut meledak dengan kekuatan yang sangat besar di luar perkiraan.
Cuaca sekitar menjadi sangat buruk dan radioaktif meliputi Pulau Marshal
dan daerah perairan di sekitarnya. Akibatnya, seluruh penduduk harus
diungsingkan dari pulau tersebut dan pulau itu tidak dapat dihuni sampai
sekarang akibat radiasi.
Penduduk pulau Marshal juga mengalami penyakit kanker serta bayi cacat.
Sedangkan nelayan Jepang beserta perahu pengangkut ikan, yang pada saat
kejadian berada di sekitar pulau Marshal, pada saat kembali ke pelabuhan
mengalami luka bakar, diare, dan muntah-muntah. Sedangkan ikan hasil
tangkapan mereka juga terkena imbas radioaktif sehingga tidak bisa
dipasarkan.
Dari ilustrasi yang telah dipaparkan di atas dapat dilihat jika suatu
penemuan keilmuan tidak disikapi dengan bijak akan menimbulkan suatu
malapetaka bagi kehidupan manusia. Saat ini, pengembangan nuklir lebih
diarahkan menjadi sesuatu yang lebih berguna, seperti untuk Pemabngkit Tenaga listrik.
Penulis Artikel
Nama Ahmad Maulana Fauzi
Nama Ahmad Maulana Fauzi
NIM A2.1600007
Sumber Referensi
http://discovermagazine.com/2008/mar/18-chain-reaction-from-einstein-to-the-atomic-bomb
0 komentar:
Posting Komentar